Kemajuan teknologi saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita, terutama untuk penggunaan gadget. Terlebih saat pandemi Covid 19 melanda dunia, kebutuhan gadget semakin meningkat. Karena semua orang harus tinggal di dalam rumah, bekerja dan sekolah yang menjadi rutinitas sehari-hari pun dilakukan dari rumah.
Menurut pemerhati anak, Kak Seto Mulyadi, gadget memiliki efek positif dan negatif. Pengawasan dan pembatasan penggunaan gadget perharinya patut dilakukan, karena efek negatif yang ditimbulkan bisa menjadi sangat fatal.
“Perlindungan anak yang utama berasal dari keluarga terdekat, yaitu Ayah dan Ibu. Walaupun ada juga orang tua yang mengandalkan keluarga dekat lainnya untuk membantu mengawasi. Namun, peran yang utama dalam menentukan aturannya adalah kedua orang tua, lain halnya jika kedua orang tua sudah tiada, tentu tugas pengawasan ini tetap wajib dilaksanakan oleh walinya.” Begitu intisari dari pernyataan Kak Seto Mulyadi saat ditemui di kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Efek negatif penggunaan gadget pada anak
Menurut studi yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo, ditemukan fakta bahwa 98 persen anak tahu tentang internet dan 79,5 persen diantaranya adalah pengguna internet aktif. Dengan prosentase sebesar ini, dapat disimpulkan 5 dari 10 anak Indonesia adalah pengguna aktif internet, lalu apa saja efek negatif yang bisa terjadi jika anak dibiarkan mengakses internet pada gadget tanpa batasan?
- Terjadinya gangguan fisik atau kesehatan pada anak. Anak yang terus-menerus terpapar radiasi dari gadget akan mengalami gangguan penglihatan, masalah tidur, kesulitan untuk berkonsentrasi, gangguan perkembangan fisik akibat kurang gerak, gangguan perkembangan otak karena terlalu fokus pada satu hal tertentu saja.
- Menurunnya prestasi belajar, kemampuan sosial yang menurun drastis, dan jika anak sudah kecanduan gadget di usia dini maka dapat menimbulkan gangguan kemampuan berbahasa.
- Terjadinya gangguan psikis seperti kecemasan berlebih, kurangnya empati dan simpati pada anak karena kecanduan gadget dapat menumbuhkan sikap “cuek” pada lingkungan sekitarnya, moody (perubahan suasana hati yang tak menentu), bersikap agresif (biasanya terjadi pada anak-anak yang sering/kecanduan bermain game online yang mengandung kekerasan), memiliki resiko depresi karena mendapat cyber bullying (terjadi pada anak yang terlalu dini memiliki media sosial), sulit mengendalikan emosi dan menahan diri.
Di lain pihak, kita juga tidak bisa serta merta melarang anak sama sekali untuk menggunakan gadget. Dengan pengawasan yang baik dan penggunaan yang bijak, gadget dapat mendatangkan manfaat karena merupakan gudang ilmu pengetahuan dari seluruh dunia. Berikut ini adalah pedoman praktis yang dapat diterapkan sebagai aturan dasar penggunaan gadget sesuai usia anak.
- Bayi yang berusia di bawah 18 bulan sama sekali belum memerlukan penggunaan media layar gadget, kecuali ketika melakukan obrolan/panggilan video dengan keluarga
- Bayi berusia 18 bulan – 24 bulan dipilihkan permainan atau tontonan yang sesuai usia. Sebisa mungkin dampingi anak ketika menonton sehingga konten tontonan dapat selalu diawasi dan anak juga bisa mendapat penjelasan jika ada yang tidak ia mengerti.
- Anak dengan usia prasekolah sampai dengan usia 5 tahun, dibatasi penggunaannya hanya 1 jam per hari. Awasi sebaik mungkin akses yang dilakukan serta pilihkan yang sesuai usia. Jangan lupa kontrol dengan mode “pengawasan orang tua” yang terdapat pada browser.
- Anak-anak dengan usia 6 tahun ke atas beri tanggung jawab dengan rentang waktu berbeda untuk mengakses gadget. Utamakan menyelesaikan tugas rumah dan tugas sekolah, wajib ngobrol dengan keluarga dan teman, kemudian olahraga lalu beri waktu sekitar 2 jam untuk akses gadget. Selain menerapkan pembatasan gadget, khususnya saat ini ketika anak-anak banyak berada di dalam rumah agar tidak “mati gaya”, lakukan kegiatan seru tanpa gadget yang dapat dilakukan bersama-sama anggota keluarga lainnya di dalam rumah. Berikut Ide Serunya:
Ide kegiatan seru yang bisa dilakukan bersama anak agar tidak kecanduan gadget
-
Ciptakan permainan seru yang melibatkan anggota keluarga lainnya
- Bermain petak umpet
Selain seru karena masing-masing peserta harus menyembunyikan diri sedemikian rupa agar tidak ketahuan, bermain petak umpet juga dapat menyalurkan energi anak yang berlebih ke suatu permainan serta melatih motorik anak.
- Bermain puzzle
Puzzle yang berukuran besar dan sedikit rumit bisa menarik minat anak untuk menyelesaikannya (sesuaikan dengan usia anak). Permainan ini juga bisa dijadikan ajang kompetisi seru-seruan dengan hadiah antara anggota keluarga. Jangan lupa sediakan camilan bergizi dan praktis dari produk berkualitas sekelas Bakso Yen. Sosis panggang yang lezat, dimsum kukus berbahan baku nomor 1 atau bakso kuah segar dengan bumbu kaldu gurih berselera, tentu akan semakin menyemarakkan acara bermain bersama.
- Bermain halma, monopoli atau ular tangga
Permainan jadul ini dapat kita ajarkan kepada anak-anak, selain seru dan mengasyikkan, permainan ini juga mengajarkan anak berhitung, membuat strategi ringan dan melek finansial (terutama pada permainan monopoli). Untuk anak yang menang, siapkan hadiah sate bakso keju bakar atau gyoza udang kukus yang dibalut kulit pangsit premium produk dari Baso Yen.
-
Berkreasi dengan mengerjakan aneka kerajinan tangan
- Origami
Seni membuat berbagai bentuk dari lipatan-lipatan kertas yang berasal dari Jepang ini tidak pernah terasa membosankan untuk dicoba. Ikuti panduan cara membuatnya dan hasilnya bisa digantung di kamar anak atau ditempel di dinding.
- Memanfaatkan barang bekas di rumah
Gunakan barang bekas di rumah untuk membuat tempat pensil, keranjang serbaguna, pigura untuk foto keluarga, bahkan mobil-mobilan.
Selamat Berkreasi!
“Teknologi ada untuk membantu kehidupan manusia, bukan memperbudaknya” –
*Anonim*