Moms pernah mendengar kata Comfort Food? Comfort food sendiri memiliki arti santapan yang memiliki nilai sentimentil dan sensasi nostalgia serta memberikan efek nyaman dan bahagia. Di sini, kita sampingkan sejenak makanan sehat dan padat gizi, karena hakikat dari comfort food adalah membuat bahagia, namun juga bukan berarti setiap comfort food adalah makanan tidak sehat. Yang terpenting adalah bagaimana comfort food memiliki pengaruh yang baik untuk suasana hati kita, memiliki efek healing yang membuat keseharian menjadi lebih bersemangat.
Makanan yang tergolong comfort food
Utamanya. comfort food adalah makanan yang mudah disantap dan ditemukan, seperti misalnya pizza, baso, mie ayam, bubur, lontong sayur, nasi padang, dan sebagainya. Memang comfort food secara umum dapat ditemukan dengan mudah, namun tentu berbeda di setiap orang. Ketika kita memakan comfort food, mata, tangan dan mulut kita bekerja dan kemudian otak pun menyerap “informasi” yang “disampaikan”. Gula dan tepung yang memacu serotonin, menimbulkan perasaan nyaman. Lain halnya dengan makanan asin dan pedas, jenis makanan bercita rasa asin pedas memacu oxytocin yang juga terdapat ketika berpelukan, gabungan sensasi nyaman dan puas sekaligus sedikit memicu adrenalin.
Antara comfort food dan perasaan bahagia
Otak kita yang berhubungan dengan memori, rangsang sensorik dan emosi mengaitkan makanan seperti cake atau kue tart dengan sebuah perayaan, baik itu perayaan ualng tahun maupun perayaan kemenangan. Pun demikian, dengan seafood atau daging bumbu barbekyu yang mengingatkan dengan perayaan pergantian tahun atau perayaan promosi jabatan. Otak kita dengan sendirinya mengaitkan pengalaman menyenangkan dengan aroma, tekstur dan rasa tertentu dan menerjemahkannya sebagai lambang kebahagiaan.
Comfort food bisa bermakna lain pada setiap individu
Orang yang menyukai privasi dan kesendirian bisa saja merasa tak nyaman ketika menyantap comfort food yang dinikmati bersama-sama seperti saat hari-hari besar keagamaan, perayaan pergantian tahun dan sebagainya. Di sini comfort food berfungsi sebagai pembuat efek kenyamanan, keamanan dan koneksi.
Apakah Moms tergolong orang yang “lari” ke makan saat sedang mengalami tekanan atau banyak pikiran? Nah, comfort food di sini berfungsi menjadi “pelarian” saat kita merasa tidak nyaman, terancam, stress atau kesepian. Para psikolog menjuluki comfort food sebagai social surrogate atau diterjemahkan bebas sebagai sahabat yang tak pernah mengecewakan di setiap saat. Menyantap comfort food terasa sangat menenangkan dan menghangatkan hati seperti halnya menonton film kesukaan atau memakai sepatu kesayangan.
Comfort food dan ikatan emosional
Ketika sedang berada di luar negeri, terlebih pada kurun waktu yang lama, orang banyak mencari makanan Indonesia sekalipun dengan harga yang mahal. Restoran atau gerai makanan Indonesia pun ramai dicari dan dikunjungi. Bagaimana tidak? comfort food khas tanah air seperti baso, opor ayam, sate, sambal goreng kentang, soto ayam tentu membuat kangen rumah, bahkan jajanan seperti cilok, papeda dan seblak juga bisa membuat kangen setengah mati dan ingin bergegas untuk pulang ke tanah air tercinta.
Hal ini terbukti pada sebuah vlog yang di buat oleh seorang Youtuber Indonesia yang tinggal di Turki, dia menceritakan bagaimana dia sangat merindukan pedagang jajanan keliling dan pedagang makanan (khususnya comfort food) yang bisa mangkal dimana saja saat di Indonesia. Comfort food mengingatkan kita akan kenangan indah, akan mereka yang menyayangi dan mencintai kita, yang berbicara atau berprilaku seperti kita dan mengingatkan jati diri atau identitas kita
Comfort food = Guilty pleasure?
Guilty pleasure sendiri bisa diartikan kesenangan yang diikuti rasa bersalah (karena telah melakukannya), contohnya orang yang sedang melakukan diet dengan memantang jenis makanan tertentu, tetiba memakannya karena sedang bersedih, namun setelahnya ia merasa bersalah. Sebenarnya hubungan antara comfort food dan guilty pleasure cukup tipis, karena adanya anggapan bahwa “kenyamanan” adalah hal yang salah atau memalukan. Semisal di tengah maraknya gaya hidup sehat, lalu kita mengonsumsi junk food yang fakta sebenarnya kita hanya ingin menyantap comfort food yang dapat memperbaiki suasana hati. Namun, kemudian setelahnya kita merasa sangat bersalah (guilty pleasure).
Comfort food sangat dipengaruhi oleh budaya. Misalnya di Amerika, comfort food yang biasa dikonsumsi adalah donat, kentang goreng, hot dog atau es krim. Sedangkan di Indonesia aneka gorengan hangat di pagi hari mampu memperbaiki suasana hati atau semangkuk hangat dan gurihnya bubur ayam yang lembut dapat menjadi “obat” lapar yang pas untuk yang sedang sakit, mie instan kuah di sore hari dengan tambahan sawi hijau, telor dan irisan baso sungguh menggugah selera, utamanya di saat hujan turun.
Apakah Moms memiliki comfort food sendiri? Coba sebutkan! Dan jangan khawatir kehabisan pilihan atau jika Moms ingin mencoba aneka comfort food lainnya, Baso Yen juga memiliki produk comfort food yang tidak hanya sehat dan halal, namun lezat dan bergizi. Sebut saja cuanki instan, dimsum, baso keju, paket mie goreng spesial, kunjungi saja https://www.basoyen.com/produk/ Moms akan menemukan produk-produk berkualitas dan terjamin kehalalannya dari Baso Yen.